beyond

Carangsari

journey through an authentic Bali village

Banjar Desa Carangsari

Diketahui bahwa Desa Canangsari memiliki 3 Desa Adat dengan terdiri beberapa banjar di setiap Desa Adat tersebut.

Desa Adat Carangsari

Desa Adat Carangsari memili 7 Banjar yang diantaranya yakni:

  • Banjar Pemijian ( Klian Ida Bagus Nyoman Suardana )
  • Banjar Senapan ( Klian I Made Sudana )
  • Banjar Beng ( Klian I Ketut Darma )
  • Banjar Sangut ( Klian I Putu Ary Suryawan )
  • Banjar Telugtug (Klian I Made Suandika)
  • Banjar Bedauh ( Klian I Wayan Suwasta Hariadi )
  • Banjar Mekarsari ( Klian I Made Jarna )
Untuk Banjar Adat Pemijian terdapat komunitas Cina/Thionghoa yang telah ada sejak abad ke-18.
 
Dalam Desa Adat Carangsari terdapat pula beberapa pura, yakni :
  • Pura Desa dan Puseh Carangsari (Pura Bale Agung),
  • Pura Puseh Beng,
  • Pura Pusering Jagat Puseh Kangin,
  • Pura Dalem Puri,
  • Pura Dalem Sangut, dan
  • Pura Dalem Bebalang (Dalem Dauh)

Desa Adat Anggungan

Memiliki hanya sebuah Banjar yaitu Banajr Anggungan ( Klian I Made Suka Gunarta ). Terdapat komunitas kristen asli suku Bali yang sudah ada sejak tahun 1932. Terdapat pula sebuah gereja bernama Gereja Sinar Urip, yang di bangun dengan ornamen asli Bali, Gereja ini menandakan alkulturasi budaya Bali dan Kristen.

Desa Adat Samuan

Terdiri dari 2 Banjar yaitu Banjar Samuan Kangin ( Klian I Wayan Satu ) dan Banjar Samuan Kawan ( Klian I Gusti Agung Putu Yadnya ). Terdapat sebuah desa di sebelah utara Desa Dinas Carangsari, yang bernama Desa Angantiga. Desa ini sebagian dihuni oleh warga muslim (semeton selam / keluarga islam), yang telah menempati desa ini sejak abad ke-17. Awalnya datang utusan 3 orang bangsawan bugis dari Goa (Makasar), yaitu Daeng Mapilih, dll atas permintaan penguasa Puri Carangsari, untuk ikut mengamankan daerah hutan belantara Bangkiang Jaran (daerah yang diapit oleh 2 atau 3 puncak gunung / bukit) dari para perampok. Atas jasa ketiga orang bugis ini, mereka diberikan menempati wilayah tersebut oleh penguasa Puri Carangsari dan daerah tersebut dinamai amantiga, kemudian menjadi Angantiga. Dan berkembang sampai sekarang.